The Storied Life Of A. J. Fikry – Kisah aneh tentang pentingnya move-on.

Rating: 4 out of 5.

Hey, buku in fiksi lho, cuman mirip banget sama kisah nyata. Gabrielle Zevin seru sekali gaya berceritanya, sehingga kisahnya ini menjadi hidup. Butuh waktu sebulan penuh untuk mencerna kisah Pak Fikry ini, karena aku dulu agak anti sama buku yang awalnya membosankan. Syukurlah aku berpegang pada suatu pedoman kuno ‘don’t judge a book by its cover’, dan akhirnya menikamti kisah seru di belakang. Sayang buku ini kurang terkenal dan peminatnya nggak sebanyak peminat Harry Potter atau Little Women.

A.J. Fikry yang sudah sangat sedih setelah kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil semakin sedih ketika buku Edgar Allan Poe yang sangat langka miliknya diculik dari toko bukunya dan lenyap tak berbekas. Saking kesalnya, ia mengusir pustakawan dari Knightley bernama Amelia Loman dari tokonya (padahal Amelia cuma menawarkan buku baru!). Ia mengadu ke temannya si kepala polisi tapi bahkan polisi tak tahu siapa yang mencurinya. Lengkaplah kesedihan Pak Fikry yang malang. Lengkaplah juga kebosananku terhadap buku ini karena awalnya sebegitu monoton. Meskipun demikian, ibuku mendorongku untuk menuntaskan buku itu tersebut sebelum menilai apakah buku ini begini-begitu. Tahunya malah aku bertambah terpikat lanjut membaca.

Maya muncul secara tiba-tiba di Toko Buku Alice milik A.J. Ibu Maya meninggalkan anaknya disini karena merasa tak sanggup mengurusnya. Terpaksa A.J mengadopsi Maya karena gadis itu tak mau diadopsi orang lain. A.J semakin merasa ‘nelangsa’ (dia sering menggunakan kata ini, hehe) ketika menyadari gadis kecil itu membawa perubahan pada hidupnya yang monoton dan membuatnya semakin melupakan kesedihannya. Maya sangat pintar dan semua orang menyukainya. Keberadaannya membuat A.J menjadi lebih menyenangkan dan kembali ke dunia sosial. Selain itu, keberadaan Maya jugalah yang mendekatkan A.J dengan calon istri keduanya, Amelia, petugas Knightley yang dulu ia usir dari tokonya. Mengherankan juga sih, membaca betapa berubah drastisnya ia dari sangat private dan monoton menjadi orang sosial.

Berkat dorongan orang-orang di sekitarnya, A.J yang membosankan berubah menjadi A.J yang menyenangkan. Ia bahkan berani melamar Amelia Loman dalam acara jumpa penulis buku di toko buku A.J. Buku tidak lagi menyebalkan pada titik ini. Bahkan A.J tampaknya sudah melupakan buku Tamerlane-nya yang dicuri. Meski ingin mengetahui lebih lanjut tentang kehidupan A.J dan Amelia setelah pernikahan mereka, dari titik ini, cerita akan langsung dibawa ke waktu sepuluh tahun lagi. Agak mengganggu menurutku, tapi kan ada beberapa penulis yang suka menggunakan cliff-hanger macam gitu.

Pada saat sepuluh tahun kemudian, ada banyak peristiwa. Maya memenangkan perlombaan menulis dan misteri buku Tamerlane yang dicuri terkuak. Rupanya Maya adalah anak hasil selingkuh Daniel, istri saudara ipar A.J, dan Ismay (si kakak ipar) lah yang mencuri buku itu untuk membiayai hidup Maya, meski ibu Maya tidak mau menerimanya. Ismay mengembalikan buku itu (sudah rusak sedikit) pada A.J secara anonim dan A.J melelangnya untuk biaya operasi kankernya. Sayangnya meski telah dioperasi secara memadai, A.J tidak terselamatkan dan meninggal, diiringi isak tangis Maya dan Amelia. Sungguh akhir yang mengenaskan!

Aku agak kaget dengan ending cerita ini. Aku ingin tahu lebih lanjut apa yang kelak akan terjadi pada Amelia dan Maya… dan Island Books, yang kini jadi milik Ismay dan Lambiase. Jarang buku yang awalnya sedemikian menyebalkan menjadi Mungkin aku bisa membuat sebuah fanfiction lanjutan kisah Storied Life of A.J Fikry ini.

Menurutku, buku Storied Life of A.J Fikry ini adalah bacaan yang cukup baik dan mengangkat topik yang menarik meski bukan termasuk jajaran livingbooks kurikulum Charlotte Mason seperti kebanyakan bacaanku. Aku senang membaca buku-buku yang bercerita tentang buku, terutama kalau buku-buku di dalam buku itu ku pernah kubaca. Meskipun demikian, aku lebih suka adegan-adegan percintaan di buku A.J FIkry ini tidak sebanyak itu, dan jangan liar seliar hubungan selingkuh Daniel yang dibicarakan berulang-ulang. A.J juga sering memimpikan angan-angan berhubungan intim dengan hantu istrinya pada awal buku sehingga kurang sedap dibaca. Syukurlah angan-angan itu berhenti ketika ia sibuk mengurus Maya. Itulah kekurangan terbesar buku ini.

Tokoh favoritku adalah… tentu saja Maya! Dia sangat mungil, sangat cantik, dan sangat pintar. Aku senang dia dididik seorang pemilik toko buku yang kutu buku sehingga tertular semangat membaca ayah angkatnya. Seperti aku, selain membaca ia juga senang menulis. Sayang ketika lomba menulis dia cuma juara tiga! Menurutku A.J baik sekali mau mengadopsi Maya alih-alih memberikan bocah malang itu pada panti asuhan. Sementara itu, Lambiase adalah tokoh yang paling tidak kusukai karena dia terlalu supel dan aneh. Aneh kenapa? Dia seperti punya rasa simpati dan ketawa terkikih-kikih pada saat-saat yang aneh. Kenapa dia tidak menanggapi dengan serius ketika A.J melapor buku Tamerlane dicuri dan ada balita ditinggalkan di toko? Kenapa dia dia tidak mengutarkan kata-kata penghiburan pada orang-orang yang bersedih dan malah cengengesan? Aku penasaran mengapa Ismay jatuh cinta pada lelaki yang sedemikian aneh. Mungkin karena dia juga bodoh memendam perasaan kecewa sedemikian lama (lebih dari sepuluh tahun!) sehingga stress berat yang membawanya ke kecelakaan mobil dan kematian suaminya.

Yang paling aku sukai dari buku ini adalah aku jadi mengetahui bagaimana di dalam toko buku itu. Memang Island Books tidak sebesar toko buku Gramedia atau Togamas yang kerap muncul di jalan-jalan raya dan mall Indonesia. Tapi pastinya mirip-mirip sedikit lah. Pengantaran buku, kasir yang sibuk, para pembeli memilih buku sesuai selera masing-masing, rak-rak buku tinggi dimana-mana, tumpukan buku-buku yang layak jual siap ditata di rak-rak, dan mungkin buku-buku sampel yang menunggu dibaca apakah layak dibaca masyarakat.

Apakah kalian pernah kisah unik ini?

Leave a comment